Materi Ngajar Jerman Pertemuan Ke-2

Berikut ini adalah materi pertemuan kedua saya dalam mengajarkan bahasa jerman di kelas X SMAN 1 Lawang semester 1 tahun pelajaran 2013-2014.

Kompetensi Dasarnya adalah:

2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman

3.1 Memahami cara menyapa, berpamitan, memperkenalkan diri dan menanyakan kabar terkait topik identitas diri dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya yang sesuai dengan konteks penggunaannya

Kegiatan:

  1. Mengajarkan Alphabet
  2. Mengajarkan huruf istemewa yang memakai „umlaut“
  3. Mengulang kata salam sapaan/Begruessung dan kata salam perpisahan/Verabschiedung
  4. Mengajarkan Kalimat menanyakan kabar

ImageImageImage

Ketika Alloh mengirimkan dia kepadaku ketika itu juga…

Ketika Alloh mengirimkan dia kepadaku, ketika itu juga kebahagiaan menghampiri.
FIRZA ASSAFFA’UL ARDYON. Lahir pada 15 September 2012. Kecil, mungil, begitu rapuh ketika pertama kali kusentuh. pukul 22.17 adalah waktu yang membuat ruh ku antara ada dan tiada…berfikir akankah aku dapat kedua belahan hatiku atau aku harus kelhilangan separuhnya?? bercampur aduk rasa..
Alhamdulillah, kini kudapat membelai keduanya di dekapan. Isteri cantik nan setia dan puteri yang luar biasa.Meine Liebe

Die sechs Schwäne

Die sechs Schwäne
Enam Angsa

Es jagte einmal ein König in einem großen Wald und jagte einem Wild so eifrig nach daß ihm niemand von seinen Leuten folgen konnte.
Seorang raja sedang berburu di hutan besar dan mengejar hewan buas dengan bersemangat sehingga tidak ada prajurit yang bisa mengikutinya.

Als der Abend heran kam, hielt er still und blickte um sich, da sah er daß er sich verirrt hatte. Saat malam menjelang, ia berhenti dan memandang berkeliling, ia melihat bahwa ia telah tersesat.

Da sah er eine alte Hexe. Lalu ia melihat seorang penyihir wanita tua.

‚Liebe Frau, könnt ihr mir nicht den Weg durch den Wald zeigen?‘
„Nyonya, dapatkah anda menunjukkan saya jalan melalui hutan ini? “

‚O ja, Herr König, das kann ich wohl, aber es ist eine Bedingung dabei”
„O ya, Tuan Raja, saya bisa melakukannya dengan baik, tetapi ada syaratnya”

„‚Was ist das für eine Bedingung?‘ ‚Apa syaratnya?“

‚Ich habe eine Tochter, die so schön ist wie ihr eine auf der Welt finden könnt, und wohl verdient eure Gemahlin zu werden, wollt ihr die zur Frau Königin machen, so zeige ich euch den Weg aus dem Walde.‘
„Saya punya anak perempuan yang paling cantik di dunia, dan layak untuk menjadi permaisuri Anda, jika Anda menjadikannya ratu, maka saya akan menunjukkan jalan keluar dari hutan ini”

Der König in der Angst seines Herzens willigte ein, und die Alte führte ihn zu ihrem Häuschen und trifft das Mädchen.
Raja dalam ketakutan hatinya menyetujui, dan wanita tua membawanya ke rumahnya dan bertemu sang gadis.

Er das Mädchen zu sich aufs Pferd gehoben hatte, zeigte ihm die Alte den Weg, und der König gelangte wieder in sein königliches Schloß, wo die Hochzeit gefeiert wurde.
Ia menaikkan sang gadis di atas kudanya, wanita tua menunjukkan kepadanya jalan, dan Raja kembali ke istananya, di mana pernikahan itu dirayakan.

Der König war schon einmal verheiratet gewesen, und hatte von seiner ersten Gemahlin sieben Kinder, sechs Knaben und ein Mädchen, die er über alles auf der Welt liebte.
Raja sudah menikah sekali sebelumnya, dari permaisuri pertamanya ia mempunyai tujuh anak, enam laki-laki dan seorang gadis yang ia cintai lebih dari apa pun di dunia.

Weil er nun fürchtete die Stiefmutter möchte sie nicht gut behandeln und ihnen gar ein Leid antun, so brachte er sie in ein einsames Schloß, das mitten in einem Walde stand.
Karena ia kuatir ibu tirinya tidak bisa memperlakukan mereka dengan baik dan bahkan menimbulkan bahaya apapun, jadi dia membawa mereka ke sebuah kastil yang di tengah hutan.

Der König ging aber so oft hinaus zu seinen lieben Kindern. Die Königin ward neugierig und wollte wissen was er draußen ganz allein in dem Walde zu schaffen habe.
Raja sering pergi keluar untuk menemui anak2nya. Si Ratu penasaran dan ingin tahu apa yang dikerjakan sang raja sendirian di dalam hutan.

Dann machte sie kleine weißseidene Hemdchen, und da sie von ihrer Mutter die Hexenkünste gelernt hatte, so nähete sie einen Zauber hinein.
Kemudian ia membuat kemeja sutra putih kecil, dan ia telah belajar dari ibunya seni sihir, ia menjahitkan mantera di dalamnya.

Und als der König einmal auf die Jagd geritten war, nahm sie die Hemdchen und ging in den Wald, und das Knäuel zeigte ihr den Weg.
Dan ketika Raja berkuda untuk berburu, ia mengambil kemeja kecil dan pergi ke hutan, dan bola sihir menunjukkan kemana sang raja pergi.

Die Kinder, die aus der Ferne jemand kommen sahen, meinten ihr lieber Vater käme zu ihnen und sprangen ihm voll Freude entgegen.
Anak-anak yang melihat dari kejauhan, ayahnya tercinta datang menemui mereka, melompat maju kepadanya dengan sukacita.

Da warf sie über ein jedes eins von den Hemdchen, und wie das ihren Leib berührt hatte, verwandelten sie sich in Schwäne und flogen über den Wald hinweg.
Lalu si ratu melemparkan pada setiap anak kemeja kecil, dan seketika tersentuh tubuh mereka, mereka berubah menjadi angsa dan terbang ke atas hutan.

Die Königin ging ganz vergnügt nach Haus und glaubte ihre Stiefkinder los zu sein, aber das Mädchen war ihr mit den Brüdern nicht entgegen gelaufen, und sie wußte nichts von ihm. Ratu pulang dengan senang, ia berpikir telah menyingkirkan anak tirinya, tapi si gadis tidak pergi bersama dengan saudara-saudaranya, dan ia tidak tahu apa-apa tentang nya.

Andern Tags kam der König und wollte seine Kinder besuchen, er fand aber niemand als das Mädchen.
Hari berikutnya raja datang untuk mengunjungi anak-anaknya, dia tidak menemukan satu orang pun kecuali anak gadisnya itu.

‚Wo sind deine Brüder?‘
‚Di mana saudara-saudaramu? “ fragte der König. tanya raja.

‚Ach, lieber Vater, die sind fort und haben mich allein zurückgelassen, meine Brüder als Schwäne über den Wald weggeflogen”
„Oh, Ayah..mereka sudah pergi meninggalkan aku sendirian, saudara-saudaraku berubah jadi angsa dan terbang kedalam hutan”

Der König trauerte, so wollte er die Tochter mit fortnehmen.
Raja berduka, jadi dia membawa pergi putrinya bersamanya.

Das arme Mädchen dachte “meines Bleibens ist nicht länger hier, ich will gehen und meine Brüder suchen.”
Si gadis malang berpikir ’saya tidak lagi bisa tinggal di sini, saya akan pergi dan mencari saudara-saudaraku. “

Und als die Nacht kam, entfloh es, und ging gerade in den Wald hinein.
Dan ketika malam tiba, ia lari, dan langsung pergi ke hutan.

Da sah es eine Wildhütte und wollte die Nacht da zubringen.
Lalu ia melihat sebuah gubuk dan berniat untuk bermalam di situ.

Als aber die Sonne bald untergehen wollte, hörte es ein Rauschen und sah daß sechs Schwäne zum Fenster hereingeflogen kamen. Das Mädchen trifft mit ihrer Brüder.
Tapi ketika matahari akan turun segera, ia mendengar suara dan melihat enam angsa terbang keluar masuk jendela. Si gadis bertemu dengan saudara-saudaranya.

Der Bruder sagt, “wir können nur eine Viertelstunde lang jeden Abend unsere Schwanenhaut ablegen, und haben in dieser Zeit unsere menschliche Gestalt, aber dann werden wir wieder in Schwäne verwandelt”
Sang Kakak berkata, “kami hanya dapat melepaskan kulit angsa ini satu seperempat jam saja setiap malamnya, dan menjadi manusia seperti saat ini, tapi kemudian kami kembali lagi berubah menjadi angsa.“

Das Schwesterchen weinte und sagte ‚könnt ihr denn nicht erlöst werden?‘
Adik kecil menangis dan berkata, „apakah kalian tidak bisa bebas?“

“die Bedingungen sind zu schwer, du darfst sechs Jahre lang nicht sprechen und nicht lachen, und mußt in der Zeit, sechs Hemdchen für uns aus Sternenblumen zusammennähen.”
“Syaratnya sangat sulit, kamu harus selama enam tahun tidak bicara dan tidak tertawa, dan pada saat itu harus menjahitkan enam kemeja untuk kami dari daun aster”.

Und als die Brüder das gesprochen hatten, war die Viertelstunde herum, und sie flogen als Schwäne wieder zum Fenster hinaus.
Dan ketika saudara-saudara telah berbicara tentang ini, seperempat jam sudah selesai, dan mereka terbang ke luar jendela lagi sebagai angsa.

Das Mädchen aber faßte den festen Entschluß seine Brüder zu erlösen, und wenn es auch sein Leben kostete.
Gadis itu, bagaimanapun, dengan tegas memutuskan untuk membebaskan saudara-saudaranya, walau harus dibayar dengan hidupnya sekalipun.

Am andern Morgen ging es aus, sammelte Sternblumen und fing an zu nähen.
Keesokan paginya dia pergi dan mengumpulkan aster dan mulai menjahit.

Reden konnte es mit niemand, und zum Lachen hatte es keine Lust: es saß da und sah nur auf seine Arbeit.
Dia tidak bisa berbicara dengan siapa pun, dan ia tidak punya kecenderungan untuk tertawa: itu hanya duduk di sana dan melihat karya-karyanya.

Als es schon lange Zeit da zugebracht hatte, geschah es, daß der König des Landes in dem Wald jagte und seine Jäger zu dem Baum kamen, auf welchem das Mädchen saß.
Seperti sudah menghabiskan waktu yang lama sejak peristiwa itu terjadi bahwa raja sedang berburu di hutan negara dan pemburunya datang ke pohon di mana duduk gadis itu.

Der König fragte ‚wer bist du? Raja bertanya, ‚Siapa kau? was machst du auf dem Baum?‘ apa yang kamu lakukan pada pohon itu? “ Aber es antwortete nicht. Tapi itu tidak menjawab. Er fragte es in allen Sprachen, die er wußte, aber es blieb stumm wie ein Fisch. Dia bertanya dalam semua bahasa dia tahu, tapi dia tetap membisu bagaikan ikan.

Weil es aber so schön war, so ward des Königs Herz gerührt, und er faßte eine große Liebe zu ihm.
Karena begitu indah namun begitu juga hati raja diaduk, dan ia mengambil cinta yang besar baginya.

Er tat ihm seinen Mantel um, nahm es vor sich aufs Pferd und brachte es in sein Schloß. Dia dia mantelnya, membawanya sebelum dia di atas kudanya dan membawanya ke istananya.

Und nach einigen Tagen vermählte er sich mit ihr.
Dan setelah beberapa hari ia menikahinya.

Der König aber hatte eine böse Mutter, die war unzufrieden mit dieser Heirat und sprach schlecht von der jungen Königin.
Tetapi raja itu seorang ibu jahat yang tidak puas dengan pernikahan ini dan berbicara buruk tentang ratu muda.

Über ein Jahr, als die Königin das erste Kind zur Welt brachte, nahm es ihr die Alte weg und bestrich ihr im Schlafe den Mund mit Blut.
Sekitar setahun ketika ratu melahirkan anak pertamanya, itu mengambil lama dan diolesi mulutnya dengan darah dalam tidurnya.

Das nächstemal, als sie wieder einen schönen Knaben gebar, übte die falsche Schwiegermutter denselben Betrug aus, aber der König konnte sich nicht entschließen ihren Reden Glauben beizumessen.
Kali berikutnya, ketika dia kembali melahirkan anak laki-laki yang indah, ibu yang salah berlatih menggunakan penipuan yang sama, tetapi raja tidak bisa membuat pidato mereka disebabkan keyakinan.

Als aber das drittemal die Alte das neugeborne Kind raubte und die Königin anklagte, die kein Wort zu ihrer Verteidigung vorbrachte, so konnte der König nicht anders, er mußte sie dem Gericht übergeben, und das verurteilte sie den Tod durchs Feuer zu erleiden.
Tapi waktu ketiga wanita tua merampok anak yang baru lahir, dan menuduh ratu yang mengucapkan tidak kata dalam pertahanan mereka, raja tidak bisa membantu, dia mereka kepada keadilan, dan mengutuk mereka untuk menderita kematian oleh api.

Als der Tag heran kam, wo das Urteil sollte vollzogen werden, da war zugleich der letzte Tag von den sechs Jahren herum, in welchen sie nicht sprechen und nicht lachen durfte, und sie hatte ihre lieben Brüder aus der Macht des Zaubers befreit.
Ketika hari itu tiba, di mana kalimat harus dieksekusi, karena juga hari terakhir dari enam tahun, di mana ia berbicara dan tidak diizinkan untuk tertawa, dan dia membebaskan saudara tercinta dari kekuatan mantra.

Als sie nun zum Scheiterhaufen geführt wurde, legte sie die Hemden auf ihren Arm, und als sie oben stand und das Feuer eben sollte angezündet werden, so schaute sie sich um, da kamen sechs Schwäne durch die Luft daher gezogen.
Saat dia dibawa ke tiang pancang, ia meletakkan kemeja di lengannya, dan ketika ia berdiri dan api hendak dinyalakan, dia memandang berkeliling, ada enam angsa terbang melalui udara sehingga.

Die Schwäne rauschten zu ihr her und senkten sich herab so daß sie ihnen die Hemden überwerfen konnte, fielen die Schwanenhäute ab, und ihre Brüder standen leibhaftig vor ihr und waren frisch und schön.
Angsa bergegas balik ke dan tenggelam ke bawah sehingga ia bisa memberi mereka melemparkan kemeja atas: dan bagaimana mereka tersentuh oleh itu, jatuh dari bulu angsa, dan saudara-saudaranya berdiri di hadapannya dan masih segar dan indah.

Die Königin ging zu dem Könige, der ganz bestürzt war, und fing an zu reden und erzählte ihm von dem Betrug der Alten, die ihre drei Kinder weggenommen und verborgen hätte.
Ratu pergi ke raja, yang sangat terharu, dan mulai berbicara dan menceritakan tentang pengkhianatan yang lama, yang telah mengambil ketiga anaknya dan tersembunyi mereka.

Da wurden sie zu großer Freude des Königs herbeigeholt, und die böse Schwiegermutter wurde zur Strafe auf den Scheiterhaufen gebunden und zu Asche verbrannt.
Dan mereka membuat Raja bersukacita, dan ibu tiri jahat dihukum diikat ke tiang dan dibakar menjadi abu.

Der König aber und die Königin mit ihren sechs Brüdern lebten lange Jahre in Glück und Frieden.
Tetapi Raja dan Ratu beserta keenam saudaranya tinggal bertahun-tahun dalam kebahagiaan dan kedamaian.

Jacob Grimm 1785 – 1863 u. Wilhelm Grimm 1786 – 1859 Jacob Grimm 1785 – 1863 dan Wilhelm Grimm 1786 – 1859

Herbstentschluss

Trübe Wolken, Herbstesluft,
Einsam wandl‘ ich meine Straßen,
Welkes Laub, kein Vogel ruft.
Ach, wie stille! wie verlassen!

Todeskühl der Winter naht;
Wo sind, Wälder, eure Wonnen?
Fluren, eurer vollen Saat
Goldne Wellen sind verronnen!

Es ist worden kühl und spät,
Nebel auf der Wiese weidet,
Durch die öden Haine weht
Heimweh; – alles flieht und scheidet.

Herz, vernimmst du diesen Klang
Von den felsentstürzten Bächen?
Zeit gewesen wär‘ es lang,
Dass wir ernsthaft uns besprächen!

Herz, du hast dir selber oft
Weh getan und hast es andern,
Weil du hast geliebt, gehofft;
Nun ist’s aus, wir müssen wandern!

Auf die Reise will ich fest
Ein dich schließen und verwahren,
Draußen mag ein linder West
Oder Sturm vorüberfahren;

Dass wir unsern letzten Gang
Schweigsam wandeln und alleine,
Dass auf unserm Grabeshang
Niemand als der Regen weine!

Nikolaus Lenau
(ca. 1833)

Weiterlesen